Thursday, October 18, 2012

Badai Mumps




Mau share soal badai mumps yang terjadi sama my boy Malik ya ah..

Sabtu pagi (13 Oktober 2012), Malik (4 tahun 4 bulan) bangunin mommy yang lagi tidur sambil pegangin pipi sebelah kirinya. Dia bilang “Mom, aku sakit gigi”. Gue yang masih ngantuk karena baru sampe rumah jam 11.30 malam sesudah trip dari Balikpapan – Samarinda – Tenggarong kemudian bangun dan cek giginya, hmmm gak ada masalah. Diliat pipinya, oooo bengkak. Lalu ajak minum air putih dulu deh bangun tidur.



Kemudian gue ajak sarapan sambil putar otak “What’s with my boy?” Pas diliat-liat lagi, kok bengkaknya start dari belakang telinga sampe ke pipi ya? Sambil sarapan, Malik mengeluh sulit ngunyah dan menelan. Gue langsung kepikiran, kena mumps kah anak gue ini?
Karena Sabtu pagi belum ada demam, dugaan mumps disimpan sementara sambil terus observasi. Sekitar jam 10 pagi, mulai deh agak rewel.  Cek pake tanganmeter, sumeng. OK, lanjut observasi. Sementara itu, karena Malik mengeluh sakit kalo ngunyah, mulai deh bikin jus, puding dan air kaldu.



Setelah pake tanganmeter yang kedua kali, wooow panas. Ambil termometer. 39 dercel. Klinis anak, baik. Genjot cairan. Air putih, jus. Sampai Minggu malam demamnya manteng di 39. Pipi tambah bengkak. OK then, mumps it is. Sambil tetap lanjut observasi dan mulai baca-baca guidance.



Ingat-ingat mumps itu viral infection kan yaaa… Like most viral illnesses, a mumps infection must simply run its course. Hati sedikit tenang. Opungnya yang parno soal komplikasi mumps pada laki2. Padahal kalau dibaca baik2 di MayoClinic, komplikasi mumps yang menyebabkan kemandulan hanya terjadi pada laki2 dewasa.



Sedangkan komplikasi mumps pada anak2  adalah berupa Encephalitis dan meningitis. Sounds scary ya. *tutup muka* Jadi kalau mumps pada anak waspadai soal high fever, stiff neck, headache, nausea and vomiting, drowsiness, convulsions, and other signs of brain involvement.

Minggu malam (14 Oktober 2012) tidurnya kelihatan gak nyaman, mengigau, nangis dalam tidur. Dibangunin, tawarin mau minum paracetamol gak biar bisa bobo enak. Dia bilang OK. Minggu malam masuk deh 1 dosis parcet. Kemudian Malik tidur enak. Walau tetap tiap 2 jam bangun minta minum air putih.

Senin pagi (15 Oktober 2012) karena bengkaknya sudah mulai di kanan dan kiri memutuskan untuk ke dokter, mau menegakkan diagnosa. Biar si opung juga gak nyuruh2 pake blau sih. Hehehe. Blau itu gak ada dalam tatalaksana mumps infection lho ya.. Hayo siapa dulu yang waktu kecil dipakein blau sama ortunya pas kena mumps?? *gue ngacung*



Jadwalnya eyang dr. Purnamawati S. Pujiarto Sp. A (K), MMPed ada di RS Pondok Indah. Waktu telepon kesana, eyang dokter nggak praktek hari itu katanya. Ingat-ingat, oh iya, abis Pesat Bali. Pasti eyang dokter kecapekan. Jadilah kita ke Hermina Jatinegara. Ketemu dr. Syukriman Bustami, SpA. Yang udah tanya-tanya sama Elga Soeardi, katanya dokter ini terbuka sekali untuk diskusi. Soal RUM kan memang kembali kepada kitanya. Ya kan??

Sudah pemeriksaan, kata dokter bener mumps.  Obatnya? Simptomatis aja. Pulangnya cuma dioleh2in Ibuprofen untuk menyamankan demam dan sakit di pipinya. Ibuprofen adalah golongan obat anti inflamasi nonsteroid yang juga masuk kelompok analgesik antipiretik.

Dipesenin dokter untuk banyak istirahat, banyak minum, banyak makan sayur dan minum jus buah. Biar cepet sehat. Syukurnya, Malik tipe yang bisa diajak kerjasama kalau sakit. Suka agak lebay dan rewel sih, yaa namanya juga anak2. Dia paham betul sakit itu nggak enak. Makanya dia nurut makan dan minum walau sedikit-sedikit. Sampai hari Kamis ini 18 Oktober 2012, bengkaknya masih belum kempes. Tapi sudah gak sebesar waktu hari Sabtu. Get well soon baby boy.



Kalo mau baca2 lebih lanjut soal mumps ada disini http://www.mayoclinic.com/health/mumps/DS00125 dan disini ya http://kidshealth.org/parent/general/sick/mumps.html#



Oh iya, lagi anak saya sakit begitu ada aja lho yang komentar “Tuh liat, diimunisasi MMR sama nggak kan gak ada bedanya. Buktinya imunisasi tetep kena mumps” Gue sih senyum2 aja deh. Males berdebat sama yang begituan. Lebih baik energinya dipake untuk ngurus yang lagi sakit.
Kalo gue dan suami, memberi imunisasi pada anak itu ikhtiar kami untuk melindungi anak kami dari berbagai penyakit. Yang gak setuju imunisasi, silakan. Asal jangan utak atik kami ya… Risiko tanggung sendiri pokoknya.



Hayo ibu2 anaknya udah pada di vaksin MMR belum?? Cek buku kesehatannya deh. Jadwalnya ada disini ya. http://www.idai.or.id/upload/jadwalimun08.pdf



Terakhir nih. Because  is caused by a virus, antibiotics aren't effective. Yuk  :)